RSS

Category Archives: civil

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Hey semuanya, ada tugas MK rangkuman nih, udah dibuat tapi ga dikumpul, yasudahh ditaroo disini ajaaa dehh, semoga bermanfaat.

I. DEFINISI MANAJEMEN KONSTRUKSI

Manjemen Konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah modal bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasehat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.

Construction Management Association of America (CMAA) menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktik profesional.

II. ASPEK –ASPEK MANAJEMEN KONSTRUKSI

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pelaksanaan manajemen konstruksi didasari dari proses proyek itu sendiri, yang mempunyai awal dan akhir serta tujuan menyelesaikan proyek tersebut dalam bentuk bangunan fisik secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang salah satunya menyangkut aspek teknis pelaksanaan manajemen kostruksi itu sendiri dalam penyelenggaraannnya.

Proses proyek konstruksi dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan serah terima. Selama proses berlangsung, beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan proses, perlu diketahui. Aspek teknis yang umum dilakukan terdistribusi dalam :

  1. Perencanaan (Planning)
  2. Penjadwalan (Scehduling)
  3. Pengendalian (Controling)

Hal ini untuk mencapai tujuan proyek yaitu menghasilkan bangunan fisik yang mempunyai variable biaya-mutu-waktu yang optimal. Sebagaimana diketahui secara tradisional bahwa ketiga variable tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Image

Gambar : Segitiga variable utama dalam managemen konstruksi

Ketiga variable tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas Mutu berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan yang sama dengan spesifikasi yang sama pula. Demikian dengan waktu pelaksanaan, tinggi rendahnya mutu secara tidak langsung berkaitan dengan lama waktu pelaksanaan, mutu yang tinggi membutuhkan kehati-hatian dan pengawasan mutu yang lebih intensif, sehingga jelas akan menggunakan waktu yang lebih lama daripada waktu normal. Dari waktu yang lebih lama, maka secara otomatis akan menambah biaya pelaksanaan. Bentuk saling ketergantungan ini memberikan beberapa kebutuhan akan teknik untuk manajemen proses konstruksi.

III. PERANAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Peranan MK pada tahapn proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :
1.Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator “penghubung” (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.

2.Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi “konflik-kepentingan” karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

3.Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

4.Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor).

IV. FUNGSI MANAJEMEN KONSTRUKSI

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbtas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangnan atau infrastruktur. Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimtis pada suatu proyek dengan mengunkan sumber daya yang ada secara efktif dan efsien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Ini berarti menyangkut pengambilan keputusan berhadapan dengan pilihan-pilihan.

2. Mengorganisasi (Organizing)

Fungsi ini berkaitan dengan usaha untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang dituntut untuk mencapai suatu tujuan tertentu, mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih mudah ditangani oleh bawahan.

3. Penempatan Orang (Staffing)

Fungsi ini menyangkut usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang-orang yang tepat di dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah didisain lebih awal dalam organisasi.

4. Mengarahkan (Directing)

Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama.

5. Mengontrol (Controlling)

Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara pasti. Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses kontrol pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah yang perlu untuk dikoreksi.

Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih ditekankan. Hal itu dikrenakan manajemen perecanaan berperan hanya 20% dan sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Manajemen Konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

2.   Mengantisipasi terjdinya perubahan kondisi lapngan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan

3.   Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicpai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan

4.   Hasil evaluasi dpat dijadikan tindakan pengmbilan keptusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan

5.   Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis performa dilapangan

V. TUJUAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Sasaran Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ) , pengawasan biaya ( Cost Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap – tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap – tahap proyek sebagai berikut

1.   Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem Manajemen Konstruksi, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan – masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (‘feasible “) mulai dari tahap disain.

3.   Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai.

4.   Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan.

VI. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

Manajemen proyek adalah cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan.

Didalam sebuah proyek dibutuhkan sebuah organisasi sehingga masing-masing personil dapat melaksanakan pekerjaanya dengan baik sesuai tanggung jawabnya masing-masing tanpa mendapat tekanan dari atasan.

Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek-proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer.

Dalam sebuah proyek konstruksi, bagian-bagian manajemen dari struktur organisasi yang ada didalamnya antara lain:

  • Pemilik proyek atau owner
  • Konsultan perencana
  • Konsultan pengawas
  • Kontraktor
  • Project manajer
  • Site Enginer
  • Pengedali operasional proyek
  • Logistik proyek
  • Arsitek atau drafter gambar kerja
  • Quantity surveyor
  • Quality Qontrol.
  • Safety atau K3
  • Pelaksana proyek
  • Surveyor
  • Administrasi proyek
  • Perpajakan
  • Akutansi
  • Teknik informatika proyek
  • Mekanikal elektrikal
  • Mandor
  • Tukang bangunan
  • Kepala tukang
  • Pekerja bangunan
  • Satpam
  • Kantin
  • Pemerintah daerah
  • Aparat kepolisian
  • dll

masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta dengan kualitas yang memuaskan.

Tugas pelaksana proyek

Dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi  dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik, tugas pelaksana proyek adalah:

  • Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.
  • Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
  • Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
  • Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.
  • Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
  • Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.
  • Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.
  • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
  • Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.
  • Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan.
  • Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
  • Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.
  • Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan.
  • Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

Owner atau pemilik proyek konstruksi

Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai proyek.

Tugas pemilik proyek atau owner adalah:

  • Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.
  • Mengadakan kegiatan administrasi.
  • Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek.
  • Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi (MK)
  • Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.

Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :

  • Membuat surat perintah kerja ( SPK )
  • Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
  • Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.
  • Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

Konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.

Tugas konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah:

  • Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan.
  • Membuat gambar kerja pelaksanaan.
  • Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
  • Membuat rencana anggaran biaya bangunan.
  • Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke dalam desain bangunan.
  • Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud di wujudkan.
  • Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.

Kemudian proses pelaksanaanya diserahkan kepada konsultan pengawas

Wewenang konsultan perencana adalah:

  • Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

Konsultan Pengawas dalam pelaksanaan proyek

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat nerupa badan usaha atau perorangan.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut :

  • Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
  • Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.
  • Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek
  • Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan pengawas juga memilik wewenang sebagai berikut:

  • Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
  • Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
  • Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
  • Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek.
  • Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site Instruction)

Terimakasihh semoga dapat dimengerti… Walopun rangkumannya cmn ngambil referensi dari mbah google, yang penting ngerjain,yah namanya juga PR hahaaaa #kelakuan mahasiswa –“

 
22 Comments

Posted by on March 11, 2013 in civil

 

Beton

PENGERTIAN BETON

Beton adalah campuran dari agregat halus dan kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lainnya) dengan semen, yang dipersatukan oleh air dan bahan tambah (admixture atau additive) dalam perbandingan tertentu yang setelah mengeras menjadi massa yang padat dan mempunyai kekuatan serta tidak larut dalam air.Beton umumnya mempunyai kuat tarik kecil tetapi sangat kuat dalam menahan tekan.

Bahan –Bahan Penyusun Beton antara lain :

  1. 1.      Bahan Perekat

Bahan perekat hidrolis adalah suatu bahan yang apabila dicampur dengan air akan membentuk pasta yang kemudian mengeras dan tidak larut kembali dalam air.Jadi bahan perekat hidrolis akan bersifat sebagai perekat apabila berhubungan dengan air.Pada saat ini yang sering atau biasa digunakan sebagai perekat hidrolisis adalah semen Portland. Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah berhubungan dengan air

  • Jenis – jenis semen Portland :

Dilihat dari susunan senyawanya,semen Portland dibagi dalam 5 jenis yaitu :

  1. Semen Type I

Semen yang dala penggunaanya tidak secara khusus (pemakaian secara umum).Biasanya digunakan pada bangunan-bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.

  1. Semen Type II

Mengandung kadar C3A <  8% ,yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.Semen ini digunakan untuk bangunan dan konstruksi beton yang selalu berhubungan dengan air kotor,air tanah atau untuk pondasi yang tertanam didalam tanah dan saluran air limbah atau bangunan yangberhubungan langsung dengan air rawa.

  1. Semen Type III

Memiliki kadar C3S dan C3A yang tinggi dan butirannya digiling sangat halus sehingga cepat mengalami proses hidrasi.Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase setelah pengikatan terjadi.Biasanya digunakan pada bangunan-bangunan didaerah yang bertemperatur rendah (musim dingin).

  1. Semen Type IV

Kadar C3S maksimum 35 % dan C3A maksimum 5 %.Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.Digunakan pada pekerjaan beton dalam volume besar (beton massa) dan masif,misalnya bendungan dan pondasi berukuran besar.

  1. Semen Type V

Semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.Biasanya digunakan pada bangunan-bangunan yang selalu berhubungan dengan air laut,saluran limbah industry,bangunan yang terpengaruh oleh uap kimia dan gas agresif serta untuk pondasi yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat tinggi.

  1. 2.      Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton atau mortar.Agrerat menempati sekitar 70% dari volume beton atau mortar.Oleh karena itu,sifat-sifat agregat sangat mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan.

Fungsi agregat didalam beton adalah untuk menghemat penggunaan semen Portland,menghasilkan kekuatan yang besar pada beton,mengurangi penyusutan pada beton,menghasilkan beton yang padat bila gradasinya baik.

  1. 3.      Air

Air diperlukan pada pembuatan beton untuk pemicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan pengerjaan beton. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Kualitas air yang digunakan untuk mencampur beton sangat berpengaruh terhadap kualitas beton itu sendiri.Air yang mengandung senyawa – senyawa berbahaya, yang tercemar garam, minyak atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat – sifat beton yang dihasilkan.

  • Jenis-jenis air untuk campuran beton,adalah :
  1. Air Hujan

Air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi,biasanya air hujan mengandung unsur oksigen,nitrogen,dan karbondioksida.

  1. Air Tanah

Biasanya mengandung unsur kation dan anion,selain itu juga kadang-kadang terdapat unsure CO2 ,H2S ,NH3.

  1. Air Permukaan

Terdiri daria air sungai,air danau,air genangan dan air reservoir. Air Sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampurbeton asal tidak tercemar limbah industry.Sedangkan air rawa atau air genangan yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat digunakan.

  1.  Air Laut

Mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam ( 3% – 3,6%) dapat digunakan sebagai air pencampur beton tidak bertulang.Sedangkan jika mengandung garam diatas 3% tidak boleh digunakan untuk campuran beton.Untuk beton pratekan air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada tulangan.

  1. 4.      Admixture

Admixture (bahan tambah) adalah bahan/material selain air,semen,dan agregat yang ditambahkan kedalam beton selama pengadukan.Bahan tambah dipakai untuk meningkatkan kinerja beton,jika diperlukan.

  • Jenis-Jenis Admixture menurut ASTM C.494 dibedakan menjadi 7 jenis,yaitu :
  1. Tipe A : Water Reducing Admixtures

Bahan tambah ini berfungsi mengurangi penggunaan air pengaduk, untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan pemakaian bahan tambah ini faktor air semen menjadi lebih rendah pada tingkat workability yang sama, dengan demikian kekuatan beton dapat meningkat.

  1. 2.   Tipe B : Retarding Admixtures

Bahan tambah ini berfungsi untuk memperlambat proses pengerasan adukan beton.Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas,memperpanjang waktu untuk pemadatan,pengangkutan,dan pengecoran.

  1. Tipe C : Accelerating Admixture

Bahan tambah ini berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan adukan beton atau mempercepat proses pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton

  1. 4.   Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixtures

Bahan tambah ini berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi penggunaan air tetapi tetap memperoleh adukan beton dengan konsistensi tertentu dan memperlambat proses pengikatan dan pengerasan adukan beton.

  1. 5.   Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixtures

Bahan tambah ini berfungasi ganda yaitu untuk mengurangi penggunaan air dalam adukan beton dan mempercepat proses pengikatan dan pengerasan beton.

  1. 6.   Tipe F : Water Reducing, High Range Admixtures

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.

  1. Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding Admixtures

Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.

  • Jenis Bahan tambah mineral (additive)

Additive ditambahkan dalam beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat penyemenan.Beton yang kekurangan butiran halus dalam agregat menjadi kohesif dan mudah bleeding.Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus,dimana betonnya kekurangan agregat halus.Yang temasuk jenis additive adalah : puzzollan,fly ash,slag,dan silica fume.

Sifat Umum Beton

Beberapa sifat beton yang menguntungkan dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. Dapat dicetak menurut bentuk yang dikehendaki
  2. Dapat dicor ditempat sehingga memudahkan pekerjaan
  3. Mempunyai sifat lebih tahan api
  4. Lebih awet dan tahan lama
  5. Lebih ekonomis

Sedangkan Kerugian menggunakan Konstrusi beton yaitu :

  1. Untuk pembuatan beton yang dilaksanakan dilapangan memerlukan control/pengawasan yang ketat.
  2. Keseragaman beton sukar dipertahankan jika kondisi lapangan berubah-ubah.
  3. Dalam penggunaannya beton dibatasi oleh suatu harga yang diinginkan dalam perencanaan.
  4. Jika proses pengerjaan dan perawatan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan,maka mutu beton dapat menurun secara signifikan.
 
Leave a comment

Posted by on December 21, 2011 in civil